Indahnya Berbagi

Archive for April, 2009

Setelah 16 Tahun Berlalu…

Tanpa terasa sejarah hidup itu telah menginjak usia 16 tahun. Satu masa yang cukup memadai untuk mengatakan bahwa segala sesuatu telah match atau belum. Dengan berjalannya waktu, ternyata kami telah menyelami dan mengetahui hakikat kehidupan bersama. Satu kehidupan yang memiliki berjuta dinamika dan tak lepas dari suka dan duka. Jika suka menghampiri, maka kami tentu tersenyum menyapanya. Namun jika duka yang menyapa, tentu kesabaran dan tawakkal yang kami berikan untuk menyambutnya. Alhamdulillah, 16 tahun telah kami lalui samudera ini dengan selamat. Tentu kami berdoa agar di sisa kehidupan kami selanjutnya, Alloh SWT tetap memberikan keberkahan dan kebahagiaan.

Kadang di dalam keheningan malam, aku masih terbayang saat-saat yang menentukan untuk mulai merajut dua hati ini. Satu moment yang paling lekat dalam ingatan adalah ketika dengan hati berdebar-debar memasukkan surat ke dalam bis surat. Surat ini begitu istimewa karena berisi komitmenku untuk siap melangsungkan pernikahan dengannya. Ini memang moment istimewa karena sungguh tidak mudah untuk menetapkan komitmen untuk memilih segera menikah pada usia yang relatif muda, 23 tahun. Kadang sempat terpikir waktu itu itu untuk menikah pada saat usia, pendidikan dan ekonomi sudah mapan. Namun ternyata lebih indah untuk memulai sesuatu dengan kekurangan dan perjuangan. Terlepas dari berbagai kondisi yang kurang nyaman, namun hal itu akan semakin manis dirasakan saat kita mengenangnya sekarang.

Parpol Penguasa Pulau Jawa

Perempat final Liga Champions baru menyelesaikan sebagian leg pertama, dimana 4 tim yang berlaga sama-sama meraih hasil imbang. MU-Porto (2-2);  Arsenal-Villareal (1-1). Menyambung artikel saya beberapa minggu lalu tentang parpol dikaitkan dengan liga Champions, maka hasil perempat final ini juga menggambarkan hasil pemilu 9 April 2009 yang ketat. Tidak ada parpol yang menang secara signifikan. Saya berani memprediksi bahwa hanya 1 parpol yang meraih angka di atas 20%.  Sambil menunggu hasil Liga Champions esok hari, yaitu Liverpool vs Chelsea dan Barcelona vs Munchen, saya akan prediksi lagi 5 besar pemenang pemilu di provinsi yang berada di Jawa.

A. Banten (1. Golkar 2. PDIP 3. Demokrat 4. PKS  5. PPP)

B. DKI Jakarta (1. PKS 2. Demokrat 3. PDIP 4. Golkar 5. PPP)

C. Jawa Barat (1. PKS  2. Demokrat 3. Golkar 4. PDIP 5. PAN)

D. Jawa Tengah (1. PDIP  2. Golkar  3. Demokrat 4. PKS  5. PKB)

E. Yogyakarta (1. Golkar 2. PDIP 3. Demokrat 4. PKS  5. PAN)

F. Jawa Timur (1. PDIP 2. Golkar 3. Demokrat  4. PAN  5. PKB)

Pelangi

Rintik hujan terasa membelai rambut nan makin basah

Guntur di langit makin gemuruh laksana gunung runtuh

Angin topan berhembus laksana sapu menerpa segala penjuru

Kita semua menggigil seperti anak domba di depan serigala

Air yang tertumpah laksana disiram dari mata air langit yang tiada bertepi

Jalanan terasa sunyi sepi laksana kota mati

Semua terasa gelap gulita, mencekam dan tak berpengharapan

Semua menunggu kapan bencana dan petaka ini kan berakhir

Ya, semua menanti dengan harap-harap cemas apa yang akan terjadi nanti

Kita semua mengharap munculnya pelangi nan indah yang akan memberi harapan hati di kemudian hari

Selamat menggunakan hak pilih anda sesuai nurani nan suci untuk mendapat keridhoan Ilahi yang Maha Suci dan berharap agar pelangi nan indah dan abadi senantiasa hadir kembali di negeri ini

Parpol Pilihan Author Blog Ini

Kamis, 9 April 2009 rakyat Indonesia akan menentukan wakil mereka yang akan mengurus negara ini lima tahun ke depan. Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengirimkan wakil di parlemen yang dapat memegang kepercayaan rakyat. Ada banyak parpol yang menawarkan berbagai program dan caleg kepada kita semua. Dari sejumlah parpol dan caleg tersebut kadang kita bingung mana yang nanti akan kita pilih. Memang hal ini selalu menjadi tanda tanya besar bagi mayoritas rakyat karena mereka selama ini berperan sebagai massa mengambang (floating mass) yang hanya tahu politik ketika akan ada pemilu, sehingga pengenalan mereka kepada program parpol cukup rendah. Apalagi pengetahuan mereka terhadap para caleg yang ditawarkan parpol kepada rakyat. Sebagai pemilih, saya cukup merasakan kesulitan untuk menentukan pilihan. Namun setelah mempelajari platform parpol, track record mereka di DPR, karakter massa parpol, dan caleg yang ditawarkan, insya Alloh pada Kamis 9 April 2009, saya sudah menentukan pilihan, yaitu PKS (nomor 8). Anda pembaca blog ini kami sarankan untuk jeli dan cermat dalam menentukan pilihan karena 1 suara kita akan sangat menentukan konstelasi dan keberlanjutan negara ini ke depan. Selamat menikmati pesta demokrasi. Apapun pilihan parpol anda, kita semua menginginkan pemilu yang damai, jujur, adil dan bermartabat bagi kebesaran bangsa Indonesia. Selamat mencontreng!! 

Pemenang Pemilu= Pelanggar Aturan Pemilu

Kampanye terbuka berakhir sudah hari Minggu kemarin. Saat ini parpol-parpol tinggal menunggu hasil atas apa yang telah ditanamnya selama masa kampanye itu. Menurut Koran Tempo halaman A7 hari ini Senin 6 April 2009, Bawaslu mengumumkan pelanggaran yang dilakukan oleh parpol selama kampanye terbuka 3 minggu kemarin. Menurut Bawaslu, jumlah pelanggaran yang dilakukan oleh parpol sebanyak 2.126. kasus dengan rincian pelanggaran untuk tiap parpol sebagai berikut:

1. Partai Golkar: 158 kasus
2. PDI P : 116 kasus
3. Demokrat : 115 kasus
4. PKS : 96 kasus
5. PKB : 89 kasus
6. Gerindra : 89 kasus
7. PAN : 78 kasus
8. Partai lain : < 75 kasus

Dari gambaran jumlah di atas kita dapat menebak hasil pemilu 9 April 2009 dengan pemenang sesuai urutan partai-partai tsb di atas. Kita tunggu hasilnya berupa quick count pada 9 April 2009. Namun saya tetap berkeyakinan bahwa pemenang pemilu nggak akan bergeser terlalu jauh dari partai-partai di atas.

April Tlah Kembali Datang

Tanpa terasa, April telah kembali mendatangiku. Tentu April bagiku adalah satu bulan yang sangat bermakna karena di bulan itulah aku mengubah status dari perjaka menjadi laki-laki dewasa. Tanpa kurasa, sudah 16 tahun aku mengikat tali pernikahan itu. Satu tali yang makin kuat dari masa ke masa. Padahal banyak orang yang mengkhawatirkan adanya badai ketika usia pernikahan atau usia seseorang mendekati 40 tahun. Alhamdulillah tahun ini aku juga menapak usia 40, usia yang bagi banyak orang adalah usia kritis. Kritis dalam arti berbagai interpretasi yang dipahami banyak orang. Bisa jadi kritis dari sisi hubungan dengan pasangan, kritis dari sisi karir, kritis dari sisi usaha yang dijalani dan kritis dari aspek-aspek yang lain. Aku pun tetap menyikapi usia 40 ini dengan nuansa kritis yaitu suatu titik tolak untuk mencapai kualitas hidup dunia akhirat yang optimal. Banyak pijakan-pijakan baru yang aku mulai tapak di usia 40 ini, sejak dari penyelesaian kuliah doktor, target pendapatan yang fantastis, target ibadah yang menuju optimal dan berbagai rencana-rencana penting lainnya.

April kembali datang, itulah suatu masa dimana aku masih terkenang dengan senyum manis seorang gadis cantik di saat memasuki pelaminan. Senyum kebahagiaan dan keyakinan bersama untuk menggapai asa di biduk rumah tangga yang kami kayuh bersama menuju pulau harapan yaitu surga-Nya. Kadang di dalam keheningan malam aku sempat terbayang, bagaimana jika dia “pulang” duluan. Aku akan terbayang betapa hati ini akan hancur berkeping-keping dibuatnya. Aku tetap berdoa kepada Alloh SWT agar kami berdua diberikan kesempatan untuk menyaksikan keberhasilan 4 buah hati kami di waktu mereka dewasa nanti. Semoga Alloh SWT mengabulkan doa-doa kami. Amin

Memori di Falatehan

Ini cerita lama, namun aku sering tersenyum jika lewat jalan itu. Saat itu, ketika berumur 20 tahun, aku pernah jalan bareng dengan seorang gadis cantik dan kemudian sholat di masjid itu. Sebagai seorang yang cukup jadi panutan saat itu, sebenarnya aku ogah-ogahan kalau diajak jalan sama seorang gadis. Namun ternyata dia lebih kuat untuk menarikku jalan bersamanya ke Blok M. Meski agak segan, namun apaboleh buat terpaksa aku ikuti kemauannya. Aku dan dia sebenarnya hanya kawan biasa, namun kawan-kawan suka menggodaku kalau dia cukup pantas dijadikan calon istri. Saat keluar dari tempat kost aku sempat was-was juga kalau ketemu seseorang yang aku kenal di kampus. Namun siang itu ternyata jalanan agak sepi, sehingga tak seorangpun kutemui. Ketika turun dari metromini dan akan sholat di masjid itu, tanpa kusadari aku ketemu dengan beberapa orang pengurus masjid kampus yang juga mau sholat di masjid itu. Jadilah pertemuan yang kurang mengenakkan itu. Kawan-kawan itu akhirnya tahu juga kalau aku lagi jalan sama seorang gadis. Meski dia memakai jilbab, tapi kan tetap nggak boleh. Wah pokoknya malu banget, meski mereka nggak berucap apapun. Sejak saat itu aku menjaga jarak dengan dia karena nggak ingin kejadian di Falatehan terulang kembali. Aku nggak tahu juga kemana dia sekarang berada.

Memahami Karakter Pemilih, Caleg dan Parpol Dalam Pemilu 2009

Saat ini, masa kampanye terbuka sudah memasuki saat akhir. Partai-partai yang berlaga dalam Pemilu 2009 sudah mendapatkan kesempatan untuk unjuk kekuatan di hadapan massanya masing-masing. Dari berbagai peristiwa kampanye yang selama ini sudah berjalan dan pengalaman dari pemilu beberapa dekade yang lalu, penulis mencoba mencermati beberapa hal yang terjadi pada karakter pemilih, caleg dan partai yang mengusungnya. Dari sisi pemilih, saya melihat bahwa karakter pemilih tersebut belum beranjak jauh dari pemilu-pemilu sebelumnya. Hampir sebagian besar pemilih memposisikan sebagai massa mengambang (floating mass) yang sangat mudah untuk beralih dari partai satu ke partai yang lain. Dari hasil berbagai survei terakhir, populasi floating mass ini masih mendekati angka 50%, suatu angka yang menggambarkan adanya keragu-raguan pemilih terhadap partai yang nanti akan dipilihnya. Keragu-raguan ini sebenarnya juga sangat beralasan karena para pemilih ini memiliki pengetahuan yang minim tentang partai maupun caleg yang terdapat di partai. Minimnya informasi ini juga disebabkan adanya stagnasi dalam pengembangan kompetensi dan jaringan bakal caleg di tiap partai politik. Hampir semua parpol menyajikan caleg yang kapabilitas dan integritasnya relatif masih diragukan oleh pemilih. Kapabilitas caleg diragukan karena mereka di dalam pemilu 2009 ini langsung dimunculkan oleh parpol tanpa diketahui oleh para pemilih tentang sepak terjangnya selama ini. Bisa jadi caleg tersebut memiliki hubungan tertentu dengan petinggi partai, sehingga mereka mudah mendapatkan kesempatan menjadi caleg. Jika caleg itu sudah pernah menjadi aleg pada periode sebelumnya, maka masyarakat juga masih meragukan kinerjanya selama ini. Hal ini dapat dipahami karena indikator keberhasilan seorang anggota dewan tidak jelas dipahami oleh masyarakat. Karakter pemilih yang lain adalah follower yang hanya tahu tentang kabar kabur tentang suatu parpol dan mereka akan memberikan suaranya ketika ada pendapat dari tokoh yang dipercaya atau karena dijanjikan diberi sesuatu oleh parpol. Jumlah follower ini juga masih sangat banyak. Rata-rata mereka adalah orang yang memiliki latar belakang yang kurang beruntung, sehingga mereka bersikap apatis dan sekaligus pragmatis dalam menyikapi pemilu. Karakter pemilih berikutnya adalah sangat mudahnya mereka untuk melupakan dosa aleg dari berbagai parpol yang telah mengkhiananti para pemilih dengan cara melakukan tindakan kurang terpuji berupa korupsi, perselingkuhan dan aneka dosa yang lain. Karakter pemilih seperti ini dapat dengan mudah dimanfaatkan para caleg dan parpol dengan membuat janji-janji baru berupa angin surga yang melenakan.

Dari sisi caleg-caleg yang akan tampil mewakili parpol nanti di legislatif, kondisinya juga tidak terlalu menjanjikan kebaikan. Rata-rata para caleg tersebut selama ini belum menunjukkan keberpihakannya kepada para konstituen. Jika mereka caleg baru, rata-rata mereka datang dari orang terdekat pengurus/pemilik parpol, orang-orang yang mencari popularitas lain dengan mendompleng menjadi caleg dan sanak saudara petinggi parpol. Motivasi caleg juga belum begitu jelas apakah hanya mencari kapital, menjalankan amanah rakyat, atau melaksanakan kepentingan pribadi/golongan. Jika caleg tersebut pernah menjadi aleg pada tahun 2004, maka rata-rata mereka adalah orang yang memperpanjang karir karena semata-mata menjadi profesi dan bukan sebagai pemegang amanah konstituen. Caleg-caleg yang datang dari golongan ini relatif memiliki kapital yang sangat kuat, sehingga mereka dapat mendekati petinggi parpol untuk menajadikannya kembali sebagai caleg. Saat kampanye, meraka pun cukup mencolok dengan berbagai spanduk dan baliho yang dominan dibandingkan caleg baru.

Dari sisi parpol yang berlaga di pemilu 2009, penulis tidak melihat adanya isu-isu baru yang brilian untuk memajukan taraf  hidup dan harga diri bangsa ini. Mereka hanya menjual tema-tema lama seperti anti korupsi, SPP gratis dll, tapi tidak bergerak pada tataran yang lebih strategis untuk mengentaskan bangsa ini dari keterpurukan. Di dalam kampanye, partai-partai ini hanya menyajikan acara seremonial yang hanya berisi hiburan dan musik laksana konser dangdut atau pertunjukan pasar malam. Apa yang nanti mereka akan berikan kepada masyarakat kurang nampak di dalam setiap kampanye. Jikalau ada yang membuat program, maka program itu pada tahun depan menjadi kenangan manis yang terlupakan. Tidak pernah ada keberanian untuk membuat kontrak sosial yang lebih esensial dan menyentuh kepentingan masyarakat. Meski sikap kebanyakan partai seperti itu, namun sepertinya masyarakat tetap menerima mereka menerimanya karena mereka tak perduli dan mungkin apatis dengan apapun yang dilakukan oleh parpol. Apalagi sebagian besar masyarakat kita ingatannya pendek terhadap banyak hal, sehingga banyak dosa parpol yang segera dimaafkan oleh masyarakat.

Dengan karakter seperti itu, maka kita masih harus bersabar untuk menunggu kualitas pemilu yang baik dengan peran yang optimal dari pemilih, caleg dan parpol yang mengusungnya. Semoga kita tidak menunggu terlalu lama untuk hal ini.

Apakah Author Blog Ini Pernah Sedih?

Sebagai author blog ini, saya pernah mendapat pertanyaan dari seorang kawan, yaitu apakah saya pernah merasa sedih. Soalnya isi blog ini seringnya hal-hal yang baik-baik dan enjoy-enjoy aja. Pertanyaan yang mudah sekaligus sulit juga menjelaskannya. Sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa tentu saja saya sering mengalami kesedihan. Kadangkala kesedihan itu cukup berlarut-larut karena mungkin kejadiannya terlalu mengguncang jiwa ini. Namun di balik kesedihan yang kami alami, kadang saya menemukan suatu inspirasi kehidupan baru yang nanti sangat bernilai di kemudian hari. Ibaratnya kesedihan adalah sebagai alat pembakar dan penempa jiwa sehingga suatu saat memiliki ketajaman dan kelapangan hati. Sampai sejauh ini, kesedihan yang paling mendalam adalah ketika ada sedikit friksi dengan sang belahan jiwa yaitu istri tercinta. Kadang kesedihan itu terbawa berhari-hari, meski selalu diupayakan nggak lebih dari 3 hari. Jika kesedihan itu sedang melanda, seluruh aktivitas langsung berubah drastis, yaitu fikiran nggak fokus, makan nggak enak, aktivitas jadi serba salah dan berbagai efek lainnya. Kadangkala waktu tidur juga jadi terganggu. Khusus untuk waktu tidur, aku seringkali menambah waktu tidur jika sedang sedih, sekaligus bisa me-recovery dengan mimpi-mimpi indah. Anda boleh percaya boleh tidak, bahwa mimpi yang indah akan menyembuhkan kesedihan kita. Satu lagi yang sering membuatku sedih adalah ketika mendengar kawan atau sahabat dekat yang mengalami musibah atau masalah. Tanpa dikomando kadangkala air mata menetes ketika mendengar kabar yang nggak favourable itu.  Selain soal tersebut, rasa-rasanya nggak ada kesedihan yang lebih mendalam. Kalau nggak cukup uang, biasanya malah tertantang untuk mendatangkannya segera, sehingga nggak jadi sedih. Itulah rasa sedih yang sering dirasakan oleh sang author blog ini dan semoga ini dapat menjawab pertanyaan kawan-kawan yang lain.

Berbuatlah, Maka Setiap Orang Akan Melihatmu

Detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, minggu ke bulan, bulan ke tahun, tahun ke abad… dst. Rasa-rasanya waktu yang kita lalui akan terus bergulir laksana semilirnya angin gunung yang sepoi-sepoi sehingga akhirnya kita terlelap dibuatnya. Dalam kehidupan, kita ternyata cukup diberikan ” waktu” yang akan menjadikan kita sebagai orang yang gemilang atau mungkin malah menjadi pecundang. Seringkali dalam menyikapi waktu yang terus mengalir tersebut, kita sering menyikapinya dengan sangat biasa… “biarlah sang waktu  yang akan menentukan!!”. Padahal kalau kita mau jujur dengan diri kita, maka kita akan mengatakan bahwa kitalah yang menentukan perjalanan hidup kita, dan bukan sang waktu. Waktu adalah semacam hamparan lapangan yang luas yang mesti kita lalui sampai kita dipanggil Sang Kholik. Dengan kondisi seperti itu, sudah selayaknya sejak kita sadar menjadi manusia dan hamba-Nya, maka segeralah menyingsingkan lengan baju untuk segera berbuat dan berbuat. Karena perbuatan itulah yang akan menentukan kesuksesan dunia akhirat kita. Kita jangan hanya terpana dengan kawan atau sahabat kita yang sudah menjadi ini atau menjadi itu. Boleh kita terpana sejenak karena kesuksesan yang diraih oleh orang-orang dekat kita itu. Namun yang lebih penting adalah menyiapkan diri kita sebagai seorang yang selalu memenangkan setiap perlombaan kebaikan di muka bumi ini. Kita harus menyiapkan diri kita untuk menjadi peserta di setiap lomba itu. Dengan mengikuti berbagai lomba kebaikan itu, maka kita akan memperoleh nilai-nilai kebaikan yang nanti akan kita tukar dengan surganya Alloh SWT. Atau bahkan waktu di dunia kita sudah mendapatkan persekot dari-Nya berupa kenikmatan dan fasilitas duniawi yang kita miliki. Meski demikian, kita jangan lengah karena itu masih uang muka/persekot yang juga nanti kita pertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Jika persekot tersebut kita alokasikan di jalan kebaikan, maka kelak di akhirat kita mendapatkan jatah “full” dari Nya dan mungkin ditambah dengan berbagai bonus yang melimpah. Sejak saat ini marilah kita berbuat dan sekali lagi berbuat amal kebaikan, sehingga kelak kita digolongkan sebagai orang-orang yang mendapatkan kemenangan di sisi-Nya. Amin