Indahnya Berbagi

Archive for February, 2011

Titik Awal Untuk Bangkit dan Maju

Pagi ini langit gelap karena mendung sudah menggantung mau turun hujan. Aku perhatikan kondisi fisik dan psikologiku saat ini. Dan memang, hampir 1 tahun ini aku mendapat tempaan yang cukup berat. Waktu yang cukup untuk menyatakan bahwa aku akan bangkit untuk menyelesaikan kewajiban tugas akhir kuliahku. Minggu lalu ada 5 kawan yang ngajak syukuran karena mereka sudah lulus promosi ujian terbuka S3. Saat itulah terasa penyesalan yang menyesakkan dada. Mengapa aku selama 1 tahun ini tenggelam dalam kerja rutin yang tidak berujung dengan melupakan salah satu tugas utama. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Tapi aku merasa yakin, tahun inilah menjadi milikku untuk bertekad ujian terbuka. Masih ada 10 bulan untuk berjibaku dengan buku dan laptop. Bukan hal mustahil jika segala sesuatu yang berat, namun rutin dikerjakan akan selalu membawa hasil gilang gemilang. Aku bertekad sejak saat ini untuk fokus ke tugas akhir kuliah ini. Yakin, komitmen, dan maju terus apapun yang ada di depan harus dihadapi.

Mari Pikirkan Aib Diri Sendiri

Seringkali kita tidak sadar dengan kesalahan sendiri. Tapi justru kita paham betul dengan kesalahan orang lain. Seperti kata peribahasa, gajah dipelupuk mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak.

Mengapa diri ini selalu menyibukkan diri dengan membicarakan aib orang lain, sedangkan ‘aib besar yang ada di depan mata tidak diperhatikan? Akhirnya diri ini pun sibuk menggunjing, membicarakan  aib saudaranya padahal ia tidak suka dibicarakan.

Jika dibanding-bandingkan diri kita dan orang yang digunjing, boleh jadi dia lebih mulia di sisi Allah. Demikianlah hati ini seringkali tersibukkan dengan hal yang sia-sia. Seharusnya,  aib kita sendiri yang lebih diperhatikan

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW pernah bertanya, “Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Rasulullah berkata, “Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah menfitnahnya (menuduh tanpa bukti).” (HR Muslim)

Adapun ghibah dijelaskan dalam firman Allah Ta’ala di dalam Alquran surat Al Hujarat ayat 12, adalah seperti orang yang memakan bagkai saudaranya sendiri. Apakah kita mau seperti itu? T

Jika kita sudah tahu demikian tercelanya membicarakan  aib saudara kita –tanpa ada maslahat – maka sudah semestinya kita menjauhkan diri dari perbuatan tersebut.  Aib kita sebenarnya lebih banyak, dibanding  aib orang lain. Kita tentu lebih paham diri kita ketimbang orang lain bukan? Mari berinstropeksi, sebelum berkomentar yang tak kita tahu tentang orang lain.

Hubungan Gemuk dan Kecemasan

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND – Peneliti menyimpulkan kegemukan memiliki kaitan erat dengan kecemasan. “Itu seperti konsep “ayam dan telur”, kata seorang ahli makanan yang merujuk kepada satu studi Australia yang mendapati orang yang kegemukan lebih mungkin untuk melaporkan masalah kesehatan mental.

Para peneliti mengumpulkan data mengenai kesehatan mental dan fisik lebih dari 1.200 relawan yang berada di Queensland.
Peserta dengan tubuh sangat gemuk dan usia lebih tua –mereka yang berusia 45 sampai 54 tahun– didapati lebih mungkin untuk melaporkan gangguan emosi telah mempengaruhi pekerjaan mereka atau kegiatan sosial mereka dibandingkan dengan rekan sebaya mereka yang sehat dan bertubuh gemuk.

Mereka juga menghadapi kemungkinan yang lebih kecil untuk merasa tenang dan damai dalam waktu satu bulan sebelum studi tersebut, kendati tidak jelas apakah kegemukan adalah penyebab dan akibat dari gangguan kesehatan mental mereka.
“Itu adalah salah satu masalah mana yang lebih dulu ‘ayam atau telur’,” kata jurubicara Dietians Association of Australia (DAA) Lisa Renn mengatakan mengomentari penelitian tersebut, sebagaimana dilaporkan AAP.

“Jika seseorang kegemukan, ia akan menghadapi masalah dengan kesehatan fisik mereka, dan kesehatan fisik yang buruk dapat mengarah kepada masalah percaya diri serta citra tubuh dan itu meningkatkan kecemasan serta depresi,” kata Lisa Renn.

“Sisi lainnya ialah orang yang menderita kecemasan dan depresi menghadapi penurunan kemungkinan untuk memusatkan perhatian pada kesehatan mereka, pola makan yang sehat serta olah raga,” katanya. “Di dalam contoh tersebut, (masalah) kesehatan mental datang lebih dulu.”

Nona Renn mengatakan banyak orang yang kegemukan juga dapat mengalami satu “lingkaran”;  kegemukan mereka mengakibatkan kecemasan lebih banyak, dan pada gilirannya, memicu gaya hidup yang kian tak sehat.

Penelitian itu dilaksanakan oleh Institute for Health and Social Science Research di kampus Central Queensland University, Rockhampton.

Data dara Newspoll, yang dipimpin DAA, juga disiarkan pada Ahad (23/1), dan memperlihatkan 12,3 persen responden Australia tampaknya mengunjungi ahli gizi yang buka praktek dan memiliki akreditasi kalau mereka ingin menurunkan berat badan.

Sementara itu, sebanyak 16,1 persen orang yang ditanyai menyatakan mereka akan mengambil saran makanan dari buku atau majalah.

Menurut perkiraan, 61 persen orang dewasa Australia, dan 25 persen anak-anak kelebihan berat atau kegemukan.

Kuku Cermin Kesehatan Anda

REPUBLIKA.CO.ID,  BERLIN – Tangan dan kuku jari tangan yang terawat bukan hanya memperindah penampilan seseorang tapi juga cerminan kesehatan Anda. Diagnosa penyakit atau masalah kesehatan pada seseorang dapat dilihat dari warna atau bentuk kuku.

Menurut para pakar dermatologi, perubahan pada kuku jari tangan dapat disebabkan berbagai pengaruh dari luar. Kasus kuku yang rapuh dalam kurun waktu lama juga dapat menunjukkan kurangnya zat besi atau gangguan pada amandel.

Kuku jari tangan juga dapat banyak menceritakan tentang masa lalu pemiliknya. Jalur-jalur panjang yang tampak pada kuku bagi kebanyakan orang adalah hal biasa dan pertanda normal penuaan. Jalur melintang pada masing-masing kuku jari, seringnya merupakan dampak terjepit atau luka yang dialami masa dulu. Bercak hitam pada kuku bisa jadi berasal dari aktivitas pertukangan, jika orang terkena pukulan palu pada jarinya.

Tapi jika tiba-tiba tampak bercak hitam pada kuku harus segera memeriksakannya ke dokter. Bercak pada daging kuku dapat berkembang melanoma atau kanker kulit, dan itu mula-mula tampak seperti bercak. Kadang-kadang sama sekali tidak tampak bercak dan hanya seperti jalur coklat yang tumbuh memanjang bersama kuku. Itu bisa tahi lalat yang tidak berbahaya. Tapi itu juga bisa melanoma yang tumbuh di bawah kuku.

Bercak putih atau garis pada kuku tidak membahayakan. Daging kuku yang terluka sedikit akan pulih kembali. Tapi tidak hanya warna kuku yang dapat berubah, melainkan juga bentuknya. Ada kuku yang tampak cembung seperti kaca jam atau hippocratic nail. Pada hippocratic nail, bentuk kuku menjadi cembung dan ini kadang menunjukkan pertanda gangguan hebat pada sirkulasi jantung atau penyakit paru-paru.

Para pakar dermatologi menganjurkan siapa yang ingin merawat kondisi kukunya, tidak perlu terpengaruh oleh janji-janji menggiurkan dari iklan. Kuku Anda tidak memerlukan tambahan vitamin seperti biotin atau zat mineral lainnya.

Pssttt satu lagi…tidak terlalu banyak bahan kimia atau mineral yang mengenai kuku, jauh lebih bermanfaat bagi kuku Anda.

Begadang Tingkatkan Risiko Jantung

REPUBLIKA.CO.ID,
LOS ANGELES – Benar kata lagu Rhoma Irama, tentang larangan begadang kalau tiada perlunya. Para ilmuwan di Warwick University mengibaratkan begadang seperti tengah membakar lilin di kedua ujungnya. “Begadang meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung atau memicu kedua penyakit ini,” demikian simpulan penelitian mereka.

Mereka menemukan bahwa kurang tidur kurang dari enam jam meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung oleh hampir 50 persen, dan risiko kematian akibat stroke sebesar 15 persen.

Francesco Cappuccio, profesor kedokteran jantung dan epidemiologi, dan Dr Michelle Miller, seorang dosen dalam ilmu klinis, membuat kesimpulan setelah mengamati 470 ribu orang dari delapan negara, berusia antara tujuh hingga 25 tahun. Penelitian mereka telah dipublikasikan dalam European Heart Journal.

Prof Cappuccio menyadari, begadang kerap tak terhindarkan dalam kehidupan masyarakat modern, yang semua dituntut serba cepat. Pekerjaan kantor, kerap dibawa pulang karena harus selesai keesokan harinya.

“Tapi dalam melakukannya, kami secara signifikan meningkatkan risiko menderita stroke atau mengembangkan penyakit kardiovaskuler yang pada gilirannya akan berujung pada serangan jantung,” katanya.

Jika seseorang tidur kurang dari enam jam per malam atau mengalami susah tidur, maka dia berkesempatan 48 persen lebih besar untuk mengalami kematian akibat penyakit jantung dan 15 persen kesempatan lebih besar untuk terkena serangan stroke.

“Kecenderungan untuk begadang sebenarnya merupakan bom waktu bagi kesehatan kita jadi Anda perlu bertindak sekarang untuk mengurangi resiko terkena kondisi ini yang mengancam jiwa kita,” katanya.

Jumlah optimum waktu untuk tidur adalah antara tujuh hingga delapan jam, katanya. Ketika tidur lebih dari sembilan jam bisa menjadi indikator masalah kesehatan lainnya.

Para ilmuwan tidak jelas tentang bagaimana sebenarnya kurang tidur merusak sistem kardiovaskular, atau hubungan kausal keduanya. Tetapi Prof Cappuccio mengatakan ada bukti bahwa itu mempengaruhi sistem endokrin, yang mengatur produksi hormon.

Hal ini juga bisa mengakibatkan gangguan toleransi glukosa dan berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang dapat mengakibatkan diabetes, serta tekanan darah tinggi.

Tahun lalu Prof Cappuccio menerbitkan sebuah review dari 16 studi melibatkan total 1,3 juta orang, yang menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari enam jam 12 persen lebih mungkin meninggal sebelum usia 65, dibandingkan mereka yang tidur antara tujuh dan delapan jam.

Dr Sharlin Ahmed, dari Asosiasi Stroke, berkata tidur baik terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat merusak kesehatan kita. “Studi ini menyoroti pentingnya mendapatkan enam sampai delapan jam secara teratur untuk tidur; kurang atau lebih dari ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke,” katanya. Ia berharap ada penelitian lanjutan dalam hal ini.

Gila Kerja Bikin Emosi Tak Stabil

REPUBLIKA.CO.ID, George Griffing, M.D, profesor pengobatan internal dari Saint Louis University, Filipina menjelaskan, menurutnya banyak orang membiarkan hidupnya tidak sehat karena mengejar target atau pekerjaan lain. Tanpa disadari akan memicu tekanan psikis yang bisa membahayakan kesehatan.

Mau tahu penyebab anda dalam tekanan psikis?

Berikut adalah hal-hal serius yang bisa mengganggu kesehatan kita. Bukan hanya sekedar kesehatan fisik saja tetapi juga akan mempengaruhi psikologi. Ketika seseorang menjadi workaholic, ada 6 masalah yang akan dialami.

1. Lupa bersantai

Stres karena frekuensi pekerjaan bisa membuat seseorang termotivasi untuk tetap bekerja. Tetapi bila berlarut-larut seseorang bisa lupa bagaimana caranya memanjakan diri. Keadaan stres bisa memicu emosi yang tidak stabil.

2. Tidak bisa menikmati makan

Orang yang gila kerja selualu berpikir menikmati makan pada tempatnya sangat membuang waktu. Namun makan didepan komputer juga tidak bisa dinikmati.

3. Kurang tidur
Waktu tidur normal adalah 8 jam. Orang yang gila kerja cenderung memiliki sedikit waktu tidur. Kurang tidur bisa mengurangi konsentrasi dan membuat emosi tidak stabil.

4. Bekerja saat sakit.

Dalam keadaan sakit pun akan tetap bekerja padahal stamina sangat berpengaruh pada produktifitas.

5. Minum kopi berlebih

Konsumsi kopi berlebih bisa memicu resiko serangan jantung, gangguan pencernaan, kecanduan dan penuaan dini. Karenanya Kecerdasan emosional, spritual dan intelektual dalam kehidupan mutlak diperlukan, kekurangan satu diantara ketiga faktor tersebut akan mengganggu interaksi anda secara sehat, baik fisik, psikis maupun spiritual.

Cantik dan Sehat Berkat Herbal

KOMPAS.com – Rempah dan tanaman herba terbukti dapat menjaga kesehatan bahkan menyembuhkan beberapa penyakit. Jamu salah satunya, telah menjaga kesehatan para eyang kita hingga saat ini. Meski pun sempat terlupakan karena “terpana” dengan obat-obatan modern, kini rempah dan herba kembali diandalkan untuk menjaga kesehatan kita. Sudah ada 17 rumah sakit yang menggunakan jamu dalam proses pengobatan.

Cantik Lewat Bumbu

Selain menjaga kesehatan, bumbu juga berguna untuk kecantikan. Banyak produk kecantikan, mengkhususkan diri menggunakan bumbu sebagai bahan dasarnya. Kulit kuning langsat didapat karena sejumlah tabir surya (sunscreen), mengandung kunyit. Pasta kunyit bisa menghilangkan rambut yang tidak diinginkan. Kayu manis menambah keharuman tubuh kita. Masih ada manfaat sereh, pala, ataupun bumbu lainnya.

Pada dasarnya tubuh kita merupakan kesatuan sistem yang saling berhubungan. Ingat kisah Elizabeth Gilbert dalam Eat, Pray, Love yang menemukan pentingnya keseimbangan tubuh, pikiran, dan jiwa dalam kehidupan. Rasanya kita juga bisa mewujudkan keseimbangan itu.

Bumbu dan Kesehatan
Buat kita yang sibuk, manfaat rempah-rempah dan herba dapat kita rasakan juga setiap hari. Cara mudahnya dengan memasukkannya ke dalam menu makanan dan minuman sehari-hari. Nikmati kari, atau sup ikan yang berwarna cerah karena kunyit. Jangan lupa nikmati segarnya kunyit asam (bukan hanya saat kita sedang menstruasi saja) atau pun wedang jahe untuk mendapatkan kesegaran dan badan yang bugar.

Kunyit:
1. Dapat digunakan untuk antiseptik. Saat kita terluka, ambil kunyit, cuci bersih, kunyah dan tempelkan pada luka, darah akan berhenti mengalir, jangan lupa ke dokter setelah itu.
2. Dapat menghilangkan kolesterol “jahat”, menguatkan fungsi hati, memerangi depresi, dan membantu mengurangi berat badan.

Jahe:
1. WHO mencatat jahe merupakan tanaman obat-obatan yang paling banyak dipakai di dunia.
2. Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan untuk membangkitkan nafsu makan.
3. Jahe segar yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai obat luar sebagai obat mulas.
4. Raasa dan aromanya pedas dapat menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat.

Mengenal Senyawa Cinta

Kompas.com- Tak sedikit orang yang memilih pasangannya dengan alasan karena “chemistry“-nya cocok. Sebenarnya, apa memang ada senyawa kimia yang bisa menumbuhkan benih-benih cinta di hati seseorang?

Kaitan antara perjodohan dengan senyawa kimia ini sudah ditemukan sejak 50 tahun lalu ketika peneliti Jerman, Adolf Betendandt, menemukan feromon, senyawa kimia yang dikeluarkan hewan untuk menarik pasangannya. Hewan-hewan yang sudah diteliti dan diyakini mempunyai feromon antara lain amuba, hamster, ngengat, gajah, ikan, lobster, kelinci, semut, serta kera.

Makna feromon adalah senyawa yang disekresi oleh satu individu dan diterima oleh individu lain pada spesies yang sama. Reaksi yang timbul pada lawan jenis sangat khas, salah satunya adalah perubahan perilaku, dari biasa saja menjadi “termehek-mehek.”

Bagaimana dengan manusia? Para ahli masih terus meneliti namun sejauh ini mereka cukup yakin kalau kelenjar-kelenjar di dalam tubuh manusia juga mengeluarkan bau khas. Aroma yang unik antar individu ini juga dipercaya menjadi semacam sex appeal.

Sejumlah peneliti juga menegaskan, sifat feromon pada manusia mungkin tidak seperti senyawa sejenis pada hewan. Manusia memiliki kemampuan visual yang sangat baik dan sangat berpengaruh dalam menimbulkan ketertarikan pada lawan jenis. Itu sebabnya sex appeal manusia tidak bergantung sepenuhnya pada feromon, tidak seperti pada binatang.

Hormon

Jika keberadaan feromon masih kontroversial, lain halnya dengan hormon-hormon dalam tubuh kita. Penelitian menunjukkan, ketika seseorang memandang kekasih hatinya, dopamin akan merangsang bagian tertentu di otak sehingga menimbulkan kekuatan, kegembiraan dan kebahagiaan.

Menurut Helen Fisher, PhD, guru besar antropologi Rutgers University dan penulis buku Why We Love, sesuatu yang mendebarkan saat bersama pasangan akan memicu produksi hormon dopamin dan norepinephrine. Hormon ini juga akan mendongkrak testosteron dalam sistem saraf yang meningkatkan gairah seks.

Peneliti-peneliti lain menunjukkan bahwa gangguan kimiawi tubuh memang terbukti ketika seseorang jatuh cinta. Misalnya didapatkan bahwa kadar serotonin orang yang terobsesi dan kekasihnya 40 persen lebih rendah dari kadar serotonin orang normal.

Hormon lain yang sering dikaitkan dengan cinta adalah oksitosin. Menurut penelitian, orang-orang yang setia pada pasangannya sampai kakek-nenek biasanya memiliki hormon oksitosin yang tinggi. Hormon oksitosin juga akan dikeluarkan oleh tubuh ketika seorang ibu menyusui bayinya.

Keampuhan hormon oksitosin ini sudah dimanfaatkan para ahli untuk menjual produknya yang diklaim mampu meningkatkan rasa cinta.  Produk yang mengandung oksitosin dijual dengan klaim akan membuat orang yang memakai oksitosin ini terlihat lebih menarik di mata pasangannya.

Pada pria dan wanita ternyata hormon cinta ini bekerja dengan cara berbeda. Hormon ini akan membuat seorang wanita ingin merawat dan mengasuh bayinya serta membuat ikatan batin mereka menjadi kuat.

Sebaliknya pada pria, hormon testosteron dalam tubuh mereka membuat kadar oksitosin berkurang. Itu sebabnya mengapa naluri pengasuhan mereka tidak sekuat kaum hawa.

Di saat kita merasakan kenikmatan orgasme, tubuh akan mengeluarkan serotonin. Bersama dengan dopamin, serotonin bekerja meningkatkan gairah. Selain itu, serotonin juga membantu mengatur selera makan dan pola tidur, memperbaiki suasana hati, serta meningkatkan kemampuan menahan rasa sakit.

Kekuatan Cinta Pengaruhi Fisik

Kompas.com – Sudah berapa lama Anda menjalin hubungan dengan kekasih? Bagaimana kualitas hubungan yang terbentuk, apakah memiliki kepastian atau masih mencari kepastian untuk bisa berbagi hidup bersama?

Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association, pasangan yang tidak yakin dengan kualitas hubungan yang dibentuk, lebih rentan mengalami gangguan jantung dibanding pasangan yang memilih yakin untuk berbagi hidup bersama.

Bagaimana studi ini dilakukan? American Psychological Association melakukan survei dengan melibatkan responden yang berusia 18-60 tahun. Mereka kemudian diminta untuk bercerita mengenai hubungan yang tercipta bersama pasangannya. Seberapa yakin mereka terhadap interaksi hubungan yang terjalin. Setelah itu mereka diamati pola hidupnya untuk melihat status kesehatan yang dimiliki.

“Ternyata pasangan yang tidak yakin dengan hubungannya memiliki kualitas kesehatan yang tidak baik. Mereka lebih sering mengalami tekanan darah tinggi, radang usus, rasa nyeri seluruh tubuh. Bahkan banyak juga yang mengalami gangguan jantung dan stroke,” papar Lachlan A.McWilliams, psikolog klinis yang juga asisten profesor di Acadia University, Kanada.  Williams yang juga terlibat langsung dalam penelitian itu menyebutkan Journal Health Psychology sudah memuat hasil penelitiannya.

Ketertarikan Williams untuk meneliti kualitas hubungan dengan kesehatan fisik sebenarnya diawali ketika ada penelitian terdahulu yang menjabarkan, kenyamanan seseorang dalam menjalin hubungan dengan pasangannya memiliki keterkaitan pada seberapa sering responden mengalami sakit kepala.

Williams pun kemudian penasaran bagaimana kualitas hubungan mempengaruhi kondisi fisik seseorang secara menyeluruh.  “Saya dan tim pun kaget ketika membaca hasil penelitian, bahwa kualitas hubungan juga mempengaruhi kinerja sistem kardiovaskuler kita.”

Dalam penelitian ini, responden dibagi menjadi pasangan yang yakin pada keseriusan hubungan yang tercipta dan merasa tidak yakin. Yang dimaksud dengan yakin pada keseriusan hubungan adalah merasa nyaman dengan pasangan dan semakin membawa hubungan pada tingkat keseriusan yang lebih baik.

Sedangkan perasaan tidak yakin pada hubungan hanya menciptakan lingkaran ketergantungan satu dengan yang lainnya dan tidak memiliki keberanian untuk mengikatkan diri pada komitmen yang lebih serius. Responden juga diminta untuk bercerita riwayat rasa nyeri yang mereka rasakan mulai dari sakit kepala, nyeri dada dan punggung, sampai apakah pernah mengalami serangan jantung atau stroke.

Perasaan tidak yakin atau tidak nyaman pada hubungan yang tercipta menurut McWilliams bukan berarti pasanga tak saling mencintai, hanya saja mereka tidak mengerti bagaimana cara untuk mengoptimalkan kualitas hubungan yang tercipta. Situasi ini yang kemudian menjadi faktor munculnya sekumpulan gejala psikosomatik yang pada akhirnya mempengaruhi status kesehatan.

“Dan jika diamati gaya hidupnya, responden yang tidak yakin pada hubungannya akan melarikan diri pada gaya hidup tak sehat seperti merokok serta minum alkohol. Tujuannya hanya satu, untuk mengalihkan perasaan tidak yakin dengan menciptakan kebiasaan baru.”

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi situasi seperti ini? McWilliams menyarankan pasangan untuk mengikuti konseling dengan begitu bisa saling terbuka membicarakan apa yang manjadi tujuan dari hubungan yang sedang dijalin.

Wanita Bahagia Hidup Lebih Lama

Kompas.com – Tinggalkan emosi-emosi negatif seperti marah dan cemburu karena bisa mendatangkan dendam, sikap tidak sabar, bahkan mendatangkan penyakit. Mari buat hidup lebih bahagia karena orang berbahagia hidup lebih lama.

Sebuah kajian tentang kebahagiaan dan kesehatan menemukan wanita yang punya sikap optimis kemungkinannya 30 persen lebih kecil untuk meninggal akibat penyakit jantung. Kesimpulan ini dihasilkan dari penelitian bertajuk Women’s Health Initiative di Amerika.

Amarah kronis dan kecemasan sudah sejak lama diketahui akan mengganggu fungsi jantung dengan mengubah stabilitas elektrik jantung, mempercepat penyumbatan pembuluh darah serta meningkatkan peradangan.

Tim peneliti yang dipimpin Hilary A.Tindle, MD merekomendasikan pentingnya pikiran positif. Sikap ini bisa dipupuk lewat berbagai cara, misalnya melakukan kegiatan rekreatif seperti menonton film atau merencanakan liburan.

Kehampaan dalam jiwa yang bisa menjauhkan diri dari rasa bahagia juga bisa diatasi dengan cara melakukan meditasi, membangun persahabatan, serta membuat diri bermakna bagi orang lain.