Kesejukan Berasal dari Hati
Masalah kehidupan akan bermula dari suasana hati. Misalnya Anda melihat sebuah masalah sepertinya sangat runyam untuk diurus.Jika hati Anda semakin gugup dan tidak berdaya, melihat masalah itu sangat sulit, maka masalah itu mungkin bisa benar-benar berubah sesuai dengan hati Anda, berubah menjadi semakin sulit untuk diselesaikan, karena hati Anda sudah dikalahkan diri sendiri. Tetapi sebaliknya, jika Anda selalu mempertahankan ketenangan hati yang gembira dan puas, keadaan yang penuh berkeyakinan, maka keberhasilan tidak akan jauh dari Anda.
Semua orang ketika saling memberikan selamat selalu mengatakan, “Semoga Anda bisa berhasil sesuai dengan keinginan Anda.” Sebenarnya jika dalam pikiran Anda tidak berani memikirkan hal-hal yang baik dan positif, seluruh benak Anda akan terpenuhi oleh informasi kegagalan, maka keberhasilan akan semakin menjauhi Anda.
Penelitian ilmu pengetahuan dewasa ini telah menemukan bahwa pikiran dan informasi yang dikeluarkan otak manusia semua adalah benda-benda berbentuk materi.
Kebaikan atau keburukan yang dipikirkan dan dikerjakan manusia, akan berpengaruh sangat penting bagi orang itu sendiri atau orang lain. Para ilmuwan melakukan sebuah eksperimen, mengambil sampel udara orang yang sedang marah. Udara tersebut dilarutkan ke dalam air, lalu larutan air tersebut disuntikkan ke dalam tubuh seekor tikus putih, akhirnya… tikus putih tersebut mati karena keracunan!
Banyak sekali orang zaman sekarang beranggapan bahwa jika dirinya merasa tidak enak hati, merasa diperlakukan tidak adil, merasa marah, sudah sewajarnya jika harus dilampiaskan sepuas hati, dengan demikian dirinya akan merasakan sangat puas dan nyaman.
Ada berapa orang yang memikirkan saat Anda mengutuk, mencaci maki dalam hati yang melukai orang lain itu, sebenarnya pada saat itu pula Anda telah menebar racun yang bereaksi lamban pada diri sendiri dan ia bisa melukai Anda!
Orang dulu mengatakan, mengumpulkan De (pahala atau substansi putih yang mengelilingi tubuh di dimensi lain) atau kehilangan De sebenarnya itu berprinsip pada ilmu pengetahuan.
Dengan kata lain dapat dikatakan seperti ini: Tidak peduli Anda berpikir untuk diri Anda sendiri atau menyangkut keuntungan orang lain, melakukan atau mengurus sesuatu persoalan harus berdasarkan hati nurani. Norma untuk menjadi seorang manusia sejati adalah, “Kebajikan, keadilan, kebenaran, santun, kecerdasan dan dapat dipercaya.” Seseorang yang mengasuh dirinya perlu berbekal norma-norma itu.
Jika semua orang tulus dan jujur, baik, bermurah hati dan mau mengalah maka masyarakat ini akan menjadi damai dan harmonis, manusia sendiri juga akan mendapatkan kebahagiaan, kesehatan, kedamaian dan kegembiraan
Recent Comments