Indahnya Berbagi

Archive for June, 2008

Doaku pagi ini

Ya Allah, aku memohon bisa bahagia dengan orang-orang yang aku temui hari ini. Aku juga memohon bahwa mereka juga bahagia dengan keberadaanku. Semua kuserahkan pada-Mu, sehingga tidak perlu ada khawatir dan ketakutan. Karena aku yakin, setiap harinya akan selalu ada kejutan-kejutan indah untukku. Semoga aku dan orang-orang disekitarku dapat saling belajar dan saling memberi manfaat.Mohon jauhkan aku dari berkeluh kesah, kesempitan pikiran, kekotoran hati dan dari kemalasan tubuh ini.

Dan Ya Allah…
Yang membaca tulisan ini ini adalah saudaraku yang baik. Jaga, sayangi, kasihi, cintai dan lindungi ia selalu. Mudahkan urusannya, lapangkan hatinya, kuatkan dan teguhkan imannya agar ia tetap istiqomah di jalan-Mu. Sambung cintanya yang pernah terputus dengan cinta-Mu yang Maha Agung, agar setiap waktu, suka dan duka hanya Engkau satu-satuNya yang menjadi sandaran hidupnya.

Mohon limpahkanlah kasih dan berkah-Mu, yang akan senantiasa memenuhi bumi ini…  Selamanya dan selamanya…

Maha Suci Engkau, Tuhan Segala Kemuliaan. Semoga kesejahteraan atas para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam. Amiin

 

Ya Allah, maafkan aku jika beberapa hari ini aku rapuh dan selalu mengeluh. Tapi mulai pagi ini, aku seharusnya bersyukur dengan semua nikmat yang tidak bisa aku hitung. Aku masih bisa bernafas, masih bisa berjalan, masih bisa ketik email ini.

Menguji Kemampuan Membaca Cepat

Apakah Anda termasuk kategori orang yang memiliki kemampuan membaca secara efisien? Atau seberapa efektifkah Anda membaca? Juga seberapa banyak waktu yang Anda perlukan untuk membaca?

Untuk mengetahui seberapa cepat, efektif dan efisien cara Anda membaca, Anda bisa melakukan pengujian terhadap kemampuan Anda tersebut. Caranya sangat sederhana seperti yang diuraikan dalam tulisan ini. Namun agar pengujian berjalan dan memberikan hasil yang efektif, ada baiknya Anda meminta bantuan seorang teman untuk menjadi pengawas pengujian kemampuan Anda membaca, meskipun tes ini bisa Anda lakukan sendiri.

Menguji kemampuan membaca ini, biasanya diberikan bagi mereka yang akan melakukan atau mempelajari teknik membaca cepat (speed reading). Ini dilakukan sebagai titik awal untuk melihat tingkat kemajuan yang diperoleh setelah melakukan atau mempraktekkan teknik membaca cepat. Dan pola yang sama, juga bisa Anda lakukan untuk melihat seberapa efektif Anda membaca. Pengujian ini menitik beratkan pada pengukuran kecepatan Anda membaca kata dalam setiap menit dan kemampuan Anda memahami artinya sekaligus.

Teknik pengujian ini sederhana sekali. Anda hanya perlu menyediakan pengukur waktu (stopwatch, jam tangan atau jam meja), buku yang belum pernah Anda baca sebelumnya sebagai materi yang akan digunkan untuk mengukur kemampuan Anda membaca dan menyerap informasi yang Anda baca dalam periode waktu tertentu. Umumnya setiap halaman buku yang berukuran setengah kuarto (105 x 148,5 mm) berisi sekitar 297 kata (setiap barisnya berisi sekitar 8 sampai 9 kata dan setiap halaman berisi sekitar 33 baris). Sementara periode waktu membaca yang diberikan untuk setiap pengujian, paling lama hanya 60 detik. Pada tahap pengujian berikutnya, periode waktu ini harus makin dikurangi.

Sebelum memulai pengujian, buatlah lebih dulu tabel terdiri dari empat kolom (waktu, jumlah kata, persentase pemahaman isi, keterangan yang menjelaskan kualitas membaca Anda) yang untuk ruang mencatat rekor Anda membaca sebagai berikut:

Pengujian 1

Tetapkan satu halaman buku yang akan digunakan untuk menguji kecepatan Anda membaca. Tekan tombol pengukur waktu, lalu mulailah Anda membaca dengan cara sebagaimana Anda biasa melakukannya. Lalu hentikan membaca bersamaan dengan habisnya waktu (60 detik). Tandai kata dimana Anda selesai membaca pada saat waktu habis.

Minta teman Anda yang mengawasi pengujian untuk menghitung jumlah kata yang telah Anda baca dalam waktu 60 detik. Lalu minta dia menguji kemampuan Anda menangkap isi tulisan yang Anda baca dengan cara membandingkan cerita Anda dan mencocokannya dengan isi tulisan, seberapa persenkah Anda mampu menyerap arti atau pesan yang disampaikan dalam tulisan yang Anda baca. Catat semua hasil itu pada tabel yang sudah disiapkan.

Pengujian 2

Bukan halaman lain dan ulangi proses pengujian pertama dengan cara membaca secepat mungkin yang Anda bisa lakukan dalam waktu 60 detik. Jika waktu habis, tandai dimana Anda berhenti membaca dan hitung kembali jumlah kata yang dapat Anda baca dengan kecepatan maksimal.

Seperti pada proses pengujian pertama, Anda harus menceritakan kembali isi tulisan yang Anda baca dan minta teman Anda mencocokkan dengan isi tulisan. Lihat dan bandingkan, adakah perbedaan signifikan antara kecepatan membaca Anda dengan kemampuan menangkap isi tulisan antara pengujian pertama dengan pengujian kedua.

Pada pengujian pertama, mungkin akan nilai pemahaman Anda terhadap isi tulisan yang Anda baca jauh lebih baik ketimbang pada pengujian kedua. Tapi jumlah kata yang bisa Anda baca di pengujian kedua, tentu akan lebih banyak ketimbang di pengujian pertama.

Sebagai pembanding Anda bisa melihat tabel dibawah ini yang menjelaskan perbandingan antara kecepatan membaca dan kemampuan menyerap isi bacaan berikut penilaian kemampuan membaca.

Jumlah kata /menit

Pemahaman isi

Profil Pembaca

110 kata/menit

50 persen

Kemampuan kurang

240 kata/menit

60 persen

Kemampuan rata-rata

400 kata/menit

80 persen

Kemampuan baik

1000 kata/menit

85 persen

Sempurna

Untuk meningkatkan kemampuan membaca secara cepat dan efektif, seperti yang dikategorikan dalam tabel, bisa dilakukan bila Anda mencoba mempraktekkan teknik membaca cepat. Pilih salah satau, atau jika Anda mau, bisa Anda mencoba mempraktekkan semua teknik membaca cepat yang ditawarkan. Kemudian cobalah uji hasil kecepatan membaca Anda (seperti prosedur pengujian di atas) setia[p jkali Anda selesai mencoba mempraktekkan teknik membaca cepat yang Anda pilih. Selamat mencoba.[sumber : http://www.tempo.co.id/edunet/]

Cara Membaca Efektif

Pernahkah Anda dibilang “kurang piknik buku”? Atau “kurang panjang napas logika”? Itu karena Anda kurang berinteraksi dengan buku. Itu karena Anda jarang untuk mengatakan “tidak” membaca buku.

Kalau buku adalah jendela dunia, maka tidak menyentuh buku sama dengan tidak tahu apa-apa. Tidak tahu apa-apa dekat sekali dengan kebodohan. Dan kebodohan masuk dalam kelompok kemiskinan.

Masalahnya, tersebar begitu banyak buku yang terbit nyaris “kesetanan”. Terlambat satu buku sama dengan terlambat beberapa beberapa informasi. Supaya Anda tidak terlambat, berikut ini kami sajikan tip membaca cepat cepat dan efektif.

Konsentrasi

Banyak orang menganggap bahwa berkonsentrasi atau memusatkan perhatian pada suatu hal adalah pekerjaan berat dan sulit dilakukan. Apalagi orang berada di tengah himpitan pekerjaan dan kesibukan yang tidak sedikit. Tak heran, perhatian orang sering lari tak karuan ke beberapa hal. Jika anggapan ini masih tetap dipertahankan, kemungkinan besar hasilnya tidak seberapa. Jika Anda membaca buku, tetapi pada saat yang sama konsentrasi Anda terbang ke mana-mana, isi atau pesannya tak akan kuat melekat. Anda mesti ingat baik-baik bahwa berkonsentrasi berarti memusatkan kesadaran. Untuk bisa memahami isi sebuah buku, Anda mesti bisa sadar pada apa yang sedang Anda baca. Itu harus.

Hasrat dan gairah

Untuk bisa tenggelam dan kemudian betah pada halaman-halaman buku, Anda harus punya hasrat dan gairah yang besar. Hasrat untuk memahami isinya dan gairah untuk meraup ilmu dan pengetahuan. Tanpa kedua elemen kunci ini, Anda hanya akan membuang-buang waktu. Tanpa kedua sukma membaca ini, Anda tak ubahnya patung di tengah lautan kalimat, kata, huruf, dan angka yang terbuka lebar. Hasrat dan gairah yang besar akan melecut semangat Anda untuk “menghabisi” isi buku dalam batas waktu tertentu.

“Menghilangkan” suara batin

Anda pasti sering berhadapan dengan godaan dari dalam hati. Baru saja beberapa halaman Anda lewati, muncul suara batin yang menggoda Anda untuk mengalihkan perhatian ke hal-hal lain di luar buku atau tema yang sedang Anda hadapi. Suara batin seperti itu jelas menghambat gerak mata dan kecepatan pikiran Anda. Tak heran, Anda bisa menghabiskan satu atau dua jam di atas satu atau dua halaman buku. Supaya Anda tidak tergoda, apalagi terjebak, Anda harus bisa “menghilangkan” suara itu. Salah satu cara sederhana adalah meyakinkan diri bahwa sekarang adalah saat untuk membaca buku dan mengerti persoalan dan bukannya berkhayal. Usaha ini jelas tak sekali jadi. Butuh keberanian yang besar, kehendak yang kuat dan latihan yang terus menerus.

Gunakan jari sebagai penunjuk

Salah satu cara sederhana untuk menghilangkan suara batin dan mempertahankan konsentrasi adalah melibatkan jari tangan sebagai penunjuk. Banyak orang mungkin beranggapan bahwa campur tangan jari ketika membaca dapat mengganggu konsentrasi. Padahal, gerakan jari tangan justru merangsang kesadaran dan konsentrasi Anda untuk terlibat penuh dan terarah pada halaman dan barisan kalimat yang sedang Anda hadapi. Gerakan jari tangan bisa membuat Anda tetap fokus dan berada dalam kecepatan membaca yang konstan.

Warnai dengan stabilo

Selain dengan jari tangan, trik sederhana lain yang bisa Anda gunakan adalah mewarnai kalimat, frasa atau kata dengan stabilo atau spidol. Kata, kalimat, klausa atau frasa yang digarisbawahi mesti penting dan punya arti. Mengapa? Tidak semua kata atau kalimat dalam buku atau halaman yang dibaca itu penting. Bisa jadi banyak kata atau kalimat yang menjadi penjelasan atau penjabaran lebih lanjut. Di sini Anda ditantang untuk menemukan inti yang tepat. Frasa, kata atau kalimat yang digarisbawahi berguna sebagai benang merah atau penuntun untuk mendapatkan idenya. Jika perlu, gunakan satu atau dua warna untuk membedakan makna dan arti.

Maju terus

Kadang-kadang, ketika Anda sedang membaca sebuah kalimat, Anda merasa ingin membaca keterkaitannya dengan kalimat sebelumnya. Ada baiknya demikian. Tapi jika Anda tetap berpegang pada prinsip itu, Anda tak akan maju-maju. Yang harus Anda lakukan adalah maju terus. Baca terus. Pasti ada penjelasan di depan yang mempertahankan laju pemikiran Anda. Biarkan saja kalimat yang telah Anda lewatkan dan tetaplah fokus untuk membaca bagian selanjutnya.

Yang penting adalah idenya

Seorang penulis pasti tidak ingin memamerkan keindahan kata atau kalimatnya. Yang ia tunjukkan pasti idenya. Dan ide inilah yang harus Anda jadikan hal penting. Karena itu, ketika Anda membaca buku, tangkap dan pahami idenya. Dengan demikian, Anda tidak perlu penghapal barisan kalimatnya. Yang Anda butuhkan adalah pemadatan idenya dalam satu atau dua kalimat. Itu yang penting.

Lompati hal yang tidak menarik

Tidak semua yang ditulis itu perlu diingat. Tidak semua pokok bahasan yang diulas itu penting. Bisa juga ulasan atau rentetan kalimat yang panjang itu hanyalah permainan bahasa semata. Karena itu, lewati saja bagian-bagian yang tidak penting. Itu sebabnya minat yang tadi muncul menjadi sangat bermanfaat di sini.

Setengah jam, setengah jam

Tidak disarankan untuk membaca dua jam penuh sekaligus. Lebih baik dibagi empat sesi, di mana masing-masing sesi berlangsung selama 30 menit plus istirahat 5-10 menit. Menurut penelitian tentang cara kerja otak, otak manusia memiliki kemampuan menerima informasi yang penuh (100 persen) ketika pertama kali membaca. Kemampuan ini akan terus berkurang selama proses membaca. Jeda itu bisa Anda gunakan untuk meneguk segelas air putih, mendengarkan musik, jalan-jalan sebentar atau relaks sejenak.

Membuat peta pikiran (Mind Mapping)

Ini adalah teknik meringkas suatu tema atau pokok pikiran yang ada di dalam buku. Awali dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman kertas kosong, lalu kembangkan seperti sebuah pohon dengan banyak akar. Akar-akar itu adalah penjabaran atau subtema. Dengan cara seperti itu, pikiran Anda akan tertata mengikuti pokok pikiran buku yang sedang Anda baca.

Sekelompok kata atau kalimat

Coba tangkap sekelompok kata dengan mata Anda setiap kali menggerakannya. Jangan tergoda untuk membaca kata per kata atau kalimat per kalimat. Untuk buku-buku berbahasa Indonesia, Anda hanya perlu menggerakkan sekali mata pada setumpuk kata atau kalimat. Demikian pun untuk menerjemahkan kata demi kata. Tangkap sekelompok kata atau sebaris kalimat dan pahami isinya. Itu sudah sangat membantu.

Mind Mapping

 

Mind Mapping atau Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.

Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin mudah.

Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan cara kerja Peta Pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral / tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Itu berarti setiap kali kita mempelajari sesuatu hal maka fokus kita diarahkan pada apakah tema utamanya, poin-poin penting dari tema yang utama yang sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap poin penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan area mana saja yang masih belum dikuasai dengan baik.

Beberapa hal penting dalam membuat peta pikiran ada dibawah ini, yaitu:

1. Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah
Contohnya, apabila kita sedang mempelajari pelajaran sejarah kemerdekaan Indonesia, maka tema utamanya adalah Sejarah Indonesia.
2. Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama
Dari tema utama “Sejarah Indonesia”, maka tema-tema turunan dapat terdiri dari : Periode,Wilayah, Bentuk Perjuangan ,dll.
3. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau simbol
Dari setiap tema turunan tertama akan muncul lagi tema turunan kedua, ketiga dan seterusnya. Maka langkah berikutnya adalah mencari hubungan yang ada antara setiap tema turunan. Gunakan garis, warna, panah atau cabang dan bentuk-bentuk simbol lain untuk menggambarkan hubungan diantara tema-tema turunan tersebut..
Pola-pola hubungan ini akan membantu kita memahami topik yang sedang kita baca. Selain itu Peta Pikiran yang telah dimodifikasi dengan simbol dan lambang yang sesuai dengan selera kita, akan jauh lebih bermakna dan menarik dibandingkan Peta Pikiran yang “miskin warna”.
4. Gunakan huruf besar
Huruf besar akan mendorong kita untuk hanya menuliskan poin-poin penting saja di Peta Pikiran. Selain itu, membaca suatu kalimat dalam gambar akan jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan huruf kecil. Penggunaan huruf kecil bisa diterapkan pada poin-poin yang sifatnya menjelaskan poin kunci.
5. Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan proses edit
Ide dari Peta Pikiran adalah agar kita berpikir kreatif. Karenanya gunakan kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk memodifikasi Peta Pikiran pada tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlalu dini melakukan modifikasi pada Peta Pikiran, maka sering kali fokus kita akan berubah sehingga menghambat penyerapan pemahaman tema yang sedang kita pelajari.
6. Sisakan ruangan untuk penambahan tema
Peta Pikiran yang bermanfaat biasanya adalah yang telah dilakukan penambahan tema dan modifikasi berulang kali selama beberapa waktu.
Setelah menggambar Peta Pikiran versi pertama, biasanya kita akan menambahkan informasi, menulis pertanyaan atau menandai poin-poin penting. Karenanya selalu sisakan ruang di kertas Peta Pikiran untuk penambahan tema.

Sumber: Film Pendek

 

Resensi Buku “Getting Things Done”

Buku ini untuk mereka yang mejanya penuh sesak dengan kertas bertumpuk tumpuk, susah mencari kembali file yang diperlukan, ratusan email belum terbalas, dan hidup dari satu krisis ke krisis berikutnya. Managemen waktu menjadi penting di era information-overflow ini.

Getting Things Done adalah salah satu buku apik dari jenis buku buku self-help. Beberapa karya sejenis terdahulu yang cukup terkenal antara lain To Do, Doing, Done (Joyce Wycoff), The Organized Executive (Stephanie Winston) dan If you haven’t got the time to do it right, when will you find the time to do it over (Jeffrey J. Mayer).

Semua sistem time management selalu berusaha mencari cara terbaik untuk menjawab: APA yang mesti dilakukan, KAPAN, dan BAGAIMANA melakukannya. Metode yang dipakai dalam buku ini telah dikembangkan selama dua puluh tahun oleh pengarang yang juga seorang managemen konsultan dengan fokus pada time management.

Buku ini dibagi dalam tiga bagian: Seni menyelesaikan pekerjaan, Melatih produktifitas tanpa stress, dan Kekuatan prinsip prinsip utama. Ada tiga belas bab yang menerangkan dengan contoh2 yang jelas langkah demi langkah untuk membenahi pengaturan waktu kita. Dibutuhkan kira2 dua hari kerja penuh untuk mengerjakan penataan ini dan sebuah komitmen untuk memperbaiki diri kita. Inti proses pengaturan ini dibagi lima: pengumpulan data, proses, organisasi, review dan pelaksanaan.

Pengumpulan data. Semua list dan dokumen pekerjaan yang belum tuntas dikumpulkan seluruhnya dulu pada satu tempat, baik yang berupa emails, kertas kerja, dokumen, nota tagihan, penawaran, data proyek dan lain2. Dimulai dari meja kerja utama, laci, lemari sampai sudut2 ruangan. Semua data masuk dalam In-Basket.

Proses. Lihatlah dokumen2 tersebut, lalu tanyakan pada diri anda: Apakah ada yang dapat dikerjakan? Bila tidak, maka kesampingkan data tersebut dan masukkan dalam satu dari tiga kategori ini: tempat sampah, tempat referensi, dan tempat kerja masa depan. Tempat sampah jelas perlu sekali, banyak hal yang sebenarnya boleh dibuang tapi tertimbun dalam lautan data kita. Referensi untuk dokumen yang tidak dapat anda tindak lanjuti segera tapi mungkin suatu waktu akan anda perlukan dijadikan satu. File masa depan untuk hal2 yang tidak jelas apakah nantinya akan anda kerjakan atau tidak sementara ini dijadikan satu juga.

Bila jawab atas pertanyaan Apakah ada yang dapat dikerjakan? adalah YA, maka tentukan tindakan apa yang mesti dilakukan. Bila hal itu pekerjaan proyek besar yang mempunyai banyak langkah pengerjaan maka jadikan satu pada kelompak PROYEK. Bila pekerjaan itu bukan proyek besar maka lakukanlah ‘TES DUA MENIT’?, artinya pertanyakan apakah menyelesaikan kerja itu cukup dalam dua menit atau tidak. Bila bisa diselesaikan dalam dua menit, maka segera selesaikanlah pekerjaan itu tanpa menuggu lagi. Tapi bila tidak dapat selesai dalam dua menit, maka pilihlah ‘delegasikan’? atau ‘kerjakan kemudian’?. Kerjakan kemudian ini juga dibagi menjadi dua: masukan kalender atau next action list. Kalender untuk pekerjaan yang butuh waktu spesifik untuk penyelesaiannya, sedang next action untuk lainnya.

Organisasi data. Umumnya ada 7 kelompok data yang perlu ditata rapi: List proyek besar; Materi proyek besar; Kalender yang dapat ditulisi; Next Action list; List pekerjaan delegasi; Materi referensi; dan File masa depan. Semua data dari In-Basket harus dapat dipastikan akan dimasukkan ke salah satu dari 7 kelompok ini dalam sekali jalan, dan tidak diambangkan. Ini perlu untuk membuat pikiran kita tenang dan jernih. Hanya dengan pikiran yang jernihlah kita dapat menyelesaikan pekerjaan didepan kita dengan hasil maksimum.

Review. Setiap hari pekerjaan kita terfokus pada dua hal, Kalender dan Next Action list. Tapi general review harus dilakukan seminggu sekali, misalnya hari Jumat siang, untuk menyelesaikan dan merapikan sistem. Kertas2 yang berterbangan, catatan kecil, kemajuan proyek, pekerjaan yang selesai dan belum selesai diminggu itu, dan juga melihat file list masa depan. Review yang lebih besar dapat dilakukan secara berkala misalkan setiap semester atau setiap tahun.Ada 6 level review yang perlu kita lakukan menghadapi hidup ini: Pekerjaan sehari hari, Proyek2 berjalan, Area pekerjaan kita, Tujuan tahunan kita, Tujuan jangka panjang 3-5 tahun kita, dan Arah hidup kita.

Mind-mapping adalah metode pencatatan dan penggambaran yang sangat menarik dan berguna. Mind-mapping menggunakan otak kanan dan kiri untuk mencatat, meeting, brainstorming, mengarang, presentasi dan penangkapan ide. Metode ini ditulis singkat di halaman 71. Metode ini ditemukan oleh Tony Buzan dan telah ditulis diberbagai buku, yang terkenal diantaranya Mind Mapping: Your personal guide to exploring Creativity and Problem Solving (Joyce Wycoff), How to think like Leonardo Da Vinci (Michael J.Gelp), dan buku The Mind Map Book oleh Tony Buzan sendiri. Saya menyarankan pembaca untuk mencoba metode yang sangat berguna ini. Banyak pula situs internet yang menjelaskan metode ini.

Pelaksanaan. Ada empat kriteria pelaksanaan pekerjaan anda sehari hari: Kontek, Waktu yang tersedia, Energi yang ada, dan Prioritas. Kontek menyesuaikan tempat atau posisi kerja, di rumah, di kantor, di komputer, atau hanya waktu sedang bepergian ke luar negeri. Waktu yang tersedia dan energi yang ada harus disesuaikan dengan pekerjaan yang ada pada list anda. Prioritas jelas merupakan hal penting, yang membedakan orang yang berhasil dari orang yang gagal.

Buku ini tidak memaksa kita memakai model kertas khusus, atau memakai program komputer apa, tetapi lebih memberikan saran pada langkah langkah kita mengatur actions kita dalam hidup ini. Ditulis dengan sangat detail dalam memberi contoh ataupun mengatur sistem kita, sehingga cukup berhasil sebagai sebuah buku ‘how-to’? dalam actions management.

Salah satu pola seminar sukses di Amerika adalah menerbitkan buku yang cukup berhasil, sambil berbisnis seminar. David Allen mengikuti jejak rekan2 nya yang lain seperti Tom Peters (In Search of Exellence) , Stephen Covey ( 7 Habits of Highly Successful People), Ken Blanchard (The One Minute Manager), dan Anthony Robbins (Awaken the Giant within). Sekali seminar pembicara papan ini bisa mendapat 50.000 – 75.000 USD, dan beaya ikut seminar sehari antara 300-400 USD. Dua hari seminar David Allen dengan materi yang sama dari buku ini beayanya 695 USD atau enam juta Rupiah lebih. Situs penulis buku ini dapat di akses di www.davidco.com.